Iki Lho, Juragan Rongsok sing Gapyak tur Pethel

oleh -9 Dilihat
oleh

Jenenge kurang kondang nang sekitaran Tawangsari, Pengasih, Kulon Progo. Tapi di sekitaran Palihan, Temon, Kulon Progo, ia sangat kaloko.

Banyak yang senang ngobrol berlama-lama dengannya. Sebab, juragan rongsok ini, memang gapyak, selain dikenal pethel dan agak Njanoko alias banyak penggemarnya. Sinten to Janoko setunggal meniko? Asmane Pak Rubiman.

Mungkin piyayine ora seganteng artis top Aliando atau pada masa agak ke belakang Anjasmara dan Roy Marten. Tapi ia punya wibawa. Warga sekitaran Palihan, Mlangsen, Temon, mengenalnya sebagai  sosok pekerja keras, pintar bergaul, humoris, dan yang paling utama, religius.

Sosoknya yang agamis terlihat nyata, karena ia  tidak pernah absen sholat berjamaah saat subuh. Lalu,  selepas subuhan, ia langsung menggenjot motor matiknya mengantarkan ayam kentakinya untuk dititipkan ke warung atau rumah makan di sekitaran rumahnya sampai Pripih dan Glagah.

Setelah muter-muter mengantar dagangan, ya sekitaran jam sembilanan, bapak tiga anak ini, istirahat sebentar. Lalu menuju ke gudang yang bersatu dengan rumahnya, menyortir rongsokan. Atau, bila bakul-bakulnya datang, ia bergegas menyambut, menimbang dan melayaninya dengan ramah, lengkap   dengan banyolan-banyol  yang membuat suasana menjadi ger lan sumringah.

Kemudian selepas sholat dhuhur, kakek yang sudah mempunyai dua cucu itu bergegas ke sawah. Sementara rongsoknya, diserahkan kepada sang istri. Musim ini dia nandur lombok dua kali dan gagal. Tapi Pak Rubiman pantang menyerah.

 

“Nek pisan pindo ora dadi, Insha Allah kaping telu, dadi,” tuturnya sambil menceritakan ia pernah untung 50 juta yang uangnya digunakan untuk biaya pernikahan putrinya, padahal sebelumya kantong dan dompetnya kosong.

Menjelang sore laki-laki yang selalu mengikuti pengajianya Mbah Toifur pendak selapan dinten itu, pulang. Mandi, dan bergegas ke mesjid, baru melepas lelah,  bercengkerama dengan keluarganya.

“La ngeneki gaweanku, bar sholat subuh, kerjo karo turu,” candanya. Tentu yang dimaksud setelahnya sholat subuh kerja sampai sore, terus tidur pada malam harinya. Semua dijalani tanpa beban, t anpa memikirkan apa-apa. Sing penting kerjo, kerjo, lan kerjo.(priyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.