Datanglah ke Pasar Bringharjo Jogjakarta. Lalu, saat hari Jumat seperti hari ini, ikuti sholat jumat di Masjid Baitul Mutaqqin Pasar Bringharjo. Inilah masjid makmur yang didirikan oleh Yayasana Amalbakti Muslim Pancasila (YAMP).
Saking makmurnya, Masjid Baitul Mutaqqin, Pasar Bringharjo mampu mempekerjakan 22 karyawan. Di sini juga tersedia lahan untuk parkiran masyarakat yang berbelanja di pasar, selain menyediakan sarana lain di masjid berlantai dua itu.
Dari banyak masjid yang dibangun YAMP, memang tidak semua makmur. Selain Masjid Pasar Bringharjo, yang juga dikenal sebagai masjid yan makmur adalah Masjid Al Huda Solo Baru, Sukoharjo. Masjid Al Huda Solo Baru setiap bulan bisa Rp 25 juta, karena rata-rata kotak amal masjid berisi Rp 6 juta setiap shalat Jumat.
Masjid YAMP juga beragam, selain ada yang sangat makmur, ada pula yang biasa-biasa saja. Dukungan lingkungan serta kreativitas pengurus masjid sangat menentukan, terutama dalam penggalangan dana masyarakat.
Kreativitas pengurus masjid ditunjukan oleh Hadi Warsito, pengurus Masjid Al Amin Sentolo, Kulonprogo. Ia merencanakan membuat air kemasan untuk memenuhi kebutuhan jamaah. Banyak bidang usaha yang dapat dikerjakan, seperti budidaya berbagai jenis tanaman pertanian, ikan, ayam dan sapi namun pilihan mengemas air untuk keperluan jamaah lebih prospektif.
Sumber daya alam berlimpah. Airnya tinggal mengolah dengan sedikit teknologi, mengemas dan menjual kepada pedagang dan pengecer. Masyarakat akan memperoleh manfaat langsung, sedang pedagang dan pengecer tidak tersaingi bahkan dapat menjadi bagian dari proses pemasaran dan agen.
Langkah kreatif juga ditunjukan Sigit Yulianto Ketua Masjid Wijayakusuma, Purwokerto. Menurut rencana pihaknya akan membuat warung kebutuhan pokok untuk jamaah masjid dan masyarakat sekitarnya. Masjid yang berada di sekitar kampus Universitas Wijayakusuma memiliki peluang usaha bidang jasa perdagangan. Lokasinya berada di jalur strategis yang masih dapat berkembang.
Memang, selama ini sudah berdiri warung di bagian depan lahan masjid. Untuk mengembangkan usaha yang sudah berjalan dana yang ada digunakan memperbaiki tempat usaha sehingga lebih memungkinkan kemajuan. Sedang di bagian belakang masjid masih terdapat lahan kosong dan dapat digunakan untuk berbagai usaha budi daya baik ikan maupun sayuran.
Contoh lain dari kreativitas pengurus masjid ditunjukan oleh Masjid Ruhana Ciputat, Tangerang Selatan, Baten. Menurut H Ari Sutoyo, Ketua Umum Masjid Ruhama, masjid yang dikelola memiliki berbagai kegiatan pendukung kemakmuran masjid. Selain kegiatan ibadah mahdhoh, juga ibadah sosial kemasyarakatan. Pembinaan kepada umat muslim di sekitar masjid dilakukan secara berkelanjutan.
“Pengurus mendapat bantuan gerobak sayur lengkap dengan dana Rp 2 juta, bantuan dari Corporate Social Responsibility,” jelasnya. Dana Rp 50 juta yang berasal dari Yayasan Dakab dialokasikan untuk membangun gerai ATM yang disewakan ke bank sehingga pengembalian dananya sudah terjadwal secara rutin.
Sementara itu, Koordinator Usaha Masjid Al Mutaqqin, Mekarsari, Depok, Jawa Barat Dhimas Haris akan mengembangkan usaha di bidang jasa. Daerah perkotaan memungkinkan membuka bisnis sehingga memungkinkan berkembang bersama jamaah masjid.
Setelah di bidang jasa, tidak tertutup kemungkinan mengembangkan usaha pertanian. Terutama pertanian organik dan hidroponik yang memiliki peluang pasar lebih baik. Apalagi Depok sebagai penyangga ibu kota memungkinkan mengembangkan pertanian hidroponik. (tom)