Harga-harga Makin Naik, Siti Maryam Berbagi Sembako untuk Kaum Dhuafa

oleh -561 Dilihat
oleh

Memasuki pertengahan Ramadhan, kegiatan Siti Maryam, semakin padat. Selain mengisi pengajian, mengunjunggi para perantau Kulon Progo di Bekasi, juga memberi santunan yatim-piatu.

Kemarin, Minggu, 27 Mei 2018, Ketua Bidang Organisasi Muslimat NU Kota Bekasi ini, terlihat berbagi Sembako kepada para dhuafa. Maryam mengajak umat Islam untuk meningkatkan kepaduliannya kepada sesama selama Ramadhan.

“Saat ini, seperti biasa selama puasa dan Idhul Fitri, harga-harga kebutuhan pokok naik. Kasihan saudara-saudara kita yang tidak berpunya jika hanya menjadi penonton perayaan Lebaran,” kata politisi PKB Kota Bekasi ini.

Siti Maryam berharap, para donatur sangat diharapkan bisa membantu kaum dhuafa. Apalagi sekang memontumnya sedang bagus yaitu bulan Ramadhan, momentum untuk meningkatkan amal ibadah. Siti maryam menghimbau pengusaha untuk tidak mempermainkan harga Sembako yang memang menjadi kebutuhan semua orang. Kepada pemerintah, ia juga berharap, mampu mengendalikan harga melalui operasi pasar.

“Pasti setiap puasa dan Lebaran, harga-harga di pasar seluruh Indonesia mengalami kenaikan. Untuk itu pemerintah harus melakukan pengendalian harga di pasar secara berkala,” jelas aktivis perempuan, pendidik, dan calon legeslatif di Kota Bekasi ini.

Sebagai tokoh perempuan di Kota Bekasi, kepedulian Siti Maryam juga sangat besar, tidak hanya pada kaum dhuafa, tapi kepada mereka yang kurang mampu terutama dalam soal pendidikan.

Ruang gerak, Siti Maryam memang dikenal luas dan luwes. Wilayah perjuangannya ada di banyak bidang kemasyarakatan. Tidak hanya berjuang di PKB dan NU, tapi juga di dunia pendidikan. Ia adalah pendiri lembaga pendidikan dini berintegrasi dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Penitipan Anak (TPA).

Siti Maryam ikut membangun karakter anak-anak di Kota Bekasi, melalui lembaga pendidikan berbasis Islam itu. Selain ada PAUD dan TPA, ia juga mengelola TK Zaid bin Tsabit, Taman Pendidikan al Quran (TPQ), Madrasah Diniyat Takmiliyah Awaliyah (DTA) serta majelis taklim.

Sudah lebih dari 15 tahun, rumahnya di Mustikajaya Kota Bekasi, dijadikan tempat menimba ilmu.  “Rumah ini memang sengaja diperuntukkan bagi anak-anak kurang mampu menimba ilmu,” kata Siti Maryam, pendiri dan perintis sekolah bagi anak-anak kurang mampu di lingkungan rumahnya.

Lembaga pendidikan yang ia  kelola memadukan kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, dan pola asuh yang Islami. Perpaduan itu dimaksudkan untuk memperkaya khasanah ilmu anak-anak dalam menghadapi masa depan.  Dengan demikian anak-anak akan mampu berkembang sesuai dengan tuntutan dan tantangan zamannya.

Selama ini kesan di masyarakat pendidikan prasekolah mahal, anak dari keluarga kurang mampu tidak dapat memperoleh persiapan sebelum memasuki pendidikan formal di SD.  Akibatnya mereka sering tertinggal dibandingkan anak-anak dari keluarga yang dapat mempersiapkan diri di sekolah. (mg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.