Kulon Progo, KABARNO – Calon Bupati Kulon Progo, H. Marija bersama pemerhati lingkungan dari Jojakarta , datang ke Tempat Pengolah Sampah Terpadu ( TPST ), di Kelurahan Triharjo, Kapanewon Wates, Selasa, 04 Juni 2024.
Secara terus-terang, Pak Marija merasa bangga bahwa TPSP Triharjo sudah bisa berjalan baik dalam mengelola sampah. “Semua sampah tertata dengan baik. Dari rumah tangga sampai TPSP, sampah telah terpilah antara sampah plastik , sampah beling,sampah kertas, dan sampah organik,” kata Calon Bupati Kulon Progo dari Partai Gerindra itu.
Dengan kondisi tersebut, tambah Haji Marija, menunjukkan bahwa TPST Triharjo sudah berjalan baik. Di saat di beberapa daerah sampah menjadi masalah, tapi di Kelurahan Triharjo sampah sudah bisa menjadi sumber ekonomi .
“Semoga pengelolaan bisa di tingkatkan lagi misal sampah organik bisa diolah menjadi pupuk organik, kemudian sampah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi bisa juga diolah menjadi briket atau sumber energi,” ungkap Marija yang pernah menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sragen Jawa Tengah.
H. Marija, ST,MM, MT, memang peduli pada lingkungan. Bukan kali ini saja, pria kelahiran Cerme itu, terlihat bertemu masyarakat di sejumlah wilayah dan profesi.
Sejak memutuskan pulang kampung ke Kulon Progo, setelah pensiun dari sejumlah posisi penting di Kabupaten Sragen, Haji Marija memang aktif menemui masyarakat. Banyak kelompok masyarakat yang kini, mulai akrab dengan tokoh kelahiran Kulon Progo, 8 Januari 1962 itu.
Banyak inspirasi yang bisa dipetik dari perjalanan panjangnya sebagai seorang abdi negara. Apalagi, lulusan STM Negeri Wates ini, pernah berkeliling di banyak daerah di Nusantara.
Pengalaman Haji Marija sebagai orang yang bersentuhan dengan kebijakan masyarakat, sangat panjang. Pengalaman berada di pemerintahan yang memberinya banyak pengetahuan tentang membangun sebuah wilayah. Tidak sekadar berpengalaman, karena pengalaman Haji Marija lengkap di banyak tempat.
Pak Marija juga pernah mengabdi di banyak kota dengan sejumlah tanggungjawab yang tidak ringan. Terakhir, ayah tiga anak ini purna tugas sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang di Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Itu terjadi pada 1 Februari 2022, yang berarti belum genap satu tahun lalu.
Setelah pensiun, H Marija, ST, MM, MT pulang kampung ke Kulon Progo. Niatnya ikut mbangun deso, mengamalkan semua ilmu dan pengalamannya selama puluhan tahun menjadi orang Pekerjaan Umum (PU).
Melihat pengalamannya yang panjang, memang tidak ada alasan bagi Marija untuk berpangku tangan, menikmati masa tua. Lihat saja, deretan tak pendek perjalanannya menempa diri di banyak tempat, sejak resmi menjadi ASN di Departemen Pekerjaan Umum di Jakarta.
Dari ibukota, Marija hijrah ke Nusa Tenggara Barat (NTB). Alumni SDN Panjatan ini, menangani proyek irigasi di Kanwil DPU NTB. Beberapa tahun kemudian, pindah lagi ke Kabupaten Sragen.
Di Sragen, karir lulusan SMPN Panjatan ini, semakin kuat. Sealin pernah menjadi Asisten I Bidang Pemerintahan di Pemkab Sragen, Marija pernah memimpin Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sragen.
Setelah jadi Kepala Dinas PU, almuni STM Negeri Wates ini, dipercaya menajdi Kepada Dinas Lingkungan Hidup sebelum akhirnya kembali menempati posisi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Sragen, hingga purna tugas.
Merantau sejak belia, Marija terus belajar dan menempa diri, menjadi sosok yang pinunjul. Karir pendidikannya juga panjang. Setelah lulus STM Negeri, kuliahnya dirampungkan di Kota Mataram. Ia mengambil S1 Teknik Sipil.
Dua gelar master dirampungkan di dua dispilin ilmu berbeda. S2 bidang ekonomi managemen diselesaikan di sebuah universtas di Surabaya. Sedang S2 Teknik Sipil, dirampungkan di Surakarta.
Mempunyai karir panjang di banyak tempat, pak Marija dan sang istri, Hj. Listyati katriningsih, SH yang juga seorang ASN sukses membesarkan tiga buah hati dengan baik. Kini, tiga anak-anak Pak Marija juga berhasil membangun karir di bidang masing-masing. Si sulung Rialiska Teja murti, ST, dan si bungsu M Danudoro, ST, berkarir di BUMN. Sementara anak kedua, dokter Balqis Kartika Murti adalah dokter Sepesialis THT KL di RSU di Solo.
Lahir dari orang desa, Haji Marija mengisahkan sejarah hidup leluhurnya, yang kebanyakan menjadi petani atau pedagang. Tapi kakeknya yang asli Gothakan, bisa jadi bukan orang-orang sembarangan, melainkan tokoh-tokoh dari masa silam. Dari nama-nama eyangnya, Eyang Dipowikromo atau Eyang Buyutnya, Dipojoyo, publik barangkali bisa melacak jejak sejarahnya di masa lampau. (ir)
