Mulai bulan Juli ini, Dinas Kebudayaan bersama Dewan Kebudayaan mengevaluasi dan menyeleksi sembilan sanggar di seluruh Kulon Progo. Pengevaluasian dimulai Jumat, 20 Juli 2018.
Dari wilayah Kecamatan Sentolo, Sanggar Cipto Budoyo tadi malam menampilkan sendratari dengan pemain sekitar lima puluh pemeran.
“Ini kisah warga Sentolo pada tahun 1948. Ceritanya jembatan Bantar dikuasai Belanda untuk kemudian akan menguasai wilayah Sentolo dan Wates. Namun atas kegigihan Pasukan Suro Panggah, Belanda bisa disingkirkan dari Wilayah Sentolo,” kata sutradara sendratari, Ponomin Srodok.
Sanggar Cipto Budoyo kemarin siang hingga malam, lanjut Ponimin, mementaskan lima kesenian diantaranya, tari tarian, Jatilan, Gedruk, Sendratari, dan ketoprak. Pada pementasan Pagelaran Seni Unggulan Kulon Progo tersebut diselenggarakan di lapangan Dusun Disil Salamrejo Sentolo Kulon Progo.
Sementara Sudarto, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Kulon Progo menyampaikan saran, kedepan Sanggar bisa menjadi pendidikan. Dan, mulai bulan ini, ada 9 sanggar se Kabupaten Kulon Progo yang dievaluasi.
Menurutnya sanggar perlu ditingkatkan kualitasnya, sehingga nantinya generasi akan berdatangan. Oleh karena itu, sanggar perlu dikembangkan. “Kita akan melangkah bersama sama. Menurut teori budaya, karyanya bagus namun tidak ada rasanya, jadi hampa. Kita berharap bisa mulai saling melakukan kerjasama, untuk memilih agar budaya bisa berjalan,” pintanya.(yad)