Menjelang Sholat Jumat, tadi siang, Camat Kokap, Warsidi, kedatangan tamu penting. Dua orang Profesor dari UPN Jogjakarta. Segeralah, Pak Camat yang sedang merampungkan pekerjaannya, langsung t erjun ke lapangan bersama Pokdarwis Hargorejo.
Prof Bambang dan Prof Singgih adalah dua guru besar dari UPN Jogjakarta yang melakukan kunjungan ke terowongan mangaan Kliripan di Dusun Anjir. Bersama dua Profesor tersebut, Pak Camat menjajal terowongan kuno sedalam lebih dari 50 meter, tinggalan Belanda. Bersama mereka, terlihat pula tokoh masyarakat Hargorejo, Sunobo.
Sejak ditunjuk menjadi Camat Kokap, Warsidi memang biasa malakukan blusukana ke banyak tempat. Selain menerima tetamu yang ingin melihat kondisi Kokap, juga mengunjungi dusun dusun, menyisir naik turun gunung. Warsidi seperti ingin mengetahui secara langsung masyarakatnya, untuk kemudian menerima masukan dan keluan warganya.
Bagi Warsidi, mengunjungi warganya langsung ke dusun-dusun adalah bagian dari pengabdian. Ia memang sudah dikenal sebagai orang yang dekat dengan seluruh lapisan masyarakat.
Kerja keras sudah melekat pada diri Warsidi sejak kecil. Sejak dulu hingga kini menjadi Camat, hidupnya tidak berubah. Ia tetap sederhana dan hidup merakyat. Jika sedang di rumah, ia tak gengsi naik motor tua hanya dengan sarung dan kaos tanpa lengan.
Soal kepeduliannya pada warga, Camat Warsidi juga tinggig. Sore Ini, setelah menemani dua profesor dari UPN, ia bertolak ke Jakarta untuk menengok Sugiyarti, warga Plampang yang dirawat di RSCM.
Pak Camat sudah menyiapkan mobil kecamatan dan mengajak tokoh Kalirejo berangkat ke Jakarta dengan biaya yang ia tanggung sendiri. “Ini kewajiban saya sebagai camat, karena ada warga Kokap yang sedang berkesusahan. Apalagi kondisi Sugiyarti sangat memprihatinkan,” kata Camat Kokap yang akrab disapaa Pak W ini.(mg)