Bela Beli-64: Pengasih jadi Pilot Projek Pemberdayaan Melalui Posdaya

oleh -567 Dilihat
oleh

Selain pendampingan juga evaluasi secara rutin. Seberapa banyak program yang berjalan baik.  Mana kegiatan yang terkendala untuk dilakukan perbaikan.

Surat Keputusan Nomor 039 Tahun 2009 tertanggal 13 Desember 2009 menetapkan Forum Komunikasi Posdaya Kecamatan Pengasih sebagai media komunikasi dan tukar pikiran. Diperoleh dampak positif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan UST telah menandatangani MoU No 18 Tahun 2004 tentang peningkatan kinerja pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan upaya untuk merealisasikan MoU tersebut UST melakukan kerjasama dengan Yayasan Damandiri Jakarta.

Kecamatan Pengasih menjadi pilot projek sistem dan model pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya. Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut, diawali sosialisasi sosialisasi baik dari Yayasan Damandiri, UST, Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan. Tanggal 9 Agustus 2008 dicanangkan Posdaya

Bupati Kulon Progo ketika itu dan Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono mencanangkan program Posdaya di Kaliagung, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan Pengasih mewujudkan Posdaya, 27 Februari 2010 terbentuk 100 Posdaya ini menjadi bagian Gerakan 1.000 Posdaya di Kabupaten Kulon Progo.

Kecamatan Pengasih mindaklanjuti pembentukan Posdaya dan akhir tahun 2009 sejumlah terbentuk 60 Posdaya. Januari 2010 bertambah 36 Posdaya yang merupakan pengembangan dari 36 Posyandu di bawah binaan Puskesmas Pengasih I, Puskesmas II dan Petugas KB.

Forum Posdaya melaporkan adanya tambahan dua kelompok Posdaya. 27 Februari 2010 laporan dari Tenaga Kerja Sosial Kecamatan (TKSK) bergabung dua kelompok Posdaya binaan dari TKSK yang memiliki  dedikasi tinggi dalam menyemarakkan Posdaya di daerahnya. “Keberhasilan ini semua tidak lepas dari kerja keras semua elemen masyarakat di Kecamatan Pengasih dan dukungan dari semua pihak,” paparnya.

Dukungan Bupati sudah pasti beserta seluruh dinas instansi yang terkait seperti Dinas Koprasi, Dinas Pertanian, Kantor ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan.  Tokoh agama, tokoh masyarakat, Kades, Ketua Tim Penggerak PKK, BPD, LPMD. Dukuh, Karang Taruna, kader di lapangan. “Beliau memberikan tutur, sermbur dan juga wuwur,” katanya. (bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.