ACI-7: Sak Ombyok Flamboyan Teronggok di Pojok yang Jorok

oleh -9 Dilihat
oleh

Hatinya luruh. Rapuh bukan hanya oleh peluh-lelah, tapi juga karena tercabik kenyataan. Ia masih belum bisa beranjak dari pojok yang jorok di belakang meja kelasnya. Pojokan itu, hanya terlihat bersih jika di hari Senin. Di hari lain, selalu penuh sampah: sobekan kertas, serpihan plastik mbanggulo, bahkan bekas ludah yang mengering.

Bukan itu yang membuat hati perih. Toh, setiap hari, ia melihatnya dan biasa saja. Sekolah negeri tempatnya memasuki jenjang menengah pertama, memang sekolah baru. Sekolah tempat menampung anak-anak buangan yang tidak diterima sekolah favorit karena nilai yang pas-pasan. Dan, belum punya gedung, jadi masih menumpang di Sogan, sekolah tempat anak-anak pandai berkumpul.

Memang celaka. Menjadi murid yang sekolahnya menumpang, apalagi menumpang di sekolah bagus dengan siswa yang bagos-bagos dan dengan siswi gandes-luwes, adalah penderitaan lahir-batin. Ia merasakannya sendiri. Lihat saja, setangkai flamboyan yang dititipkan pada Pak Sum, tak mampu menyentuh hati seseorang yang duduk di bangkunya di kelas pagi, pemilik sah sekolah ini.

Indrajit ingin berlari amat kencang, seperti angin membawa semua pusaran panas dengan lekas. Ia tidak tahan melihat pojokan kelasnya. Lalu, begitu saja, ia memejamkan mata, berusaha mengusir anasir pedih di dadanya. Detik berikutnya, ia ngunjal nafas. Menarik nafas panjang, ditahan sejenak, kemudian dihempaskan. Seolah menghempaskan seluruh beban di dada.

Ah, sial. Saat membuka mata, sedih masih mendidih. Usahanya menuang semua bayang-bayang gadis itu, hilang. Gagal dalam satu kedipan mata. Tak ada lagi yang bisa diperbuat, kini. Ia hanya mampu menggerung tanpa suara, dalam hati, lewat aduh yang melepuh.

Berikutnya, dengan langkah lungkrah, ia beranjak. Meninggalkan sekolah dengan sangat penat. Ia berusaha melupakan kejadian hari ini. Hari ketika melihat flamboyan yang dititipkan pada Pak Sum teronggok di pojok yang jorok.(bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.