ACI-21: Indah yang selalu Bungah atau Rini yang Melankoli

oleh -228 Dilihat
oleh

Selalu, ada sembilu yang merobek isi hati setiap kali Indrajit bertemu Indah Ratna. Anehnya, seperti ada naluri untuk tidak menyakitinya. Itu yang membuatnya, mudah sekali terpedaya oleh permainannya. Permainan yang membawanya dalam dilema: menyambut uluran cinta Indah atau menepis karena dinding hatinya terlalu tipis untuk disakit.

Kembali ke ruang kelas tempat Osis rapat, setelah gagal mengejar Tukijo, yang terjadi adalah kepedihan hati. Indrajit seperti dipaksa harus bertemu dengan satu lagi nama yang membuat hatinya tercabik. Tapi belum lagi duduk di tempatnya di samping kiri Nurcahya, rapat kembali geger. Kali ini yang membuat ulah Rini. Ia tiba-tiba pingsan tanpa sebab.

“Piye to iki. Rapat kok ora jelas. Jit iki rapat Osis opo dagelan Mataram. Wes bubar kabeh,” suara itu, seperti menjadi aba-aba untuk yang lain. Suara Baskoro, rival Tukijo dalam Pemilu Osis. Suara yang membuat Indrajit seperti ditempiling oleh fakta bahwa organisasi Osis berjalan menuju kebenaran teori Baskoro: tak memiliki wibawa sehingga sudah saatnya diambil alih untuk mengembalikan kewibawaannya.

Rapat bubar, sementara siswi-siswi yang duduk di dekat Rini, masih sibuk memberi pertolongan pertama. Indrajit kembali duduk di tempatnya, setelah memberi perintah kepada tim PMI untuk membawa Rini ke UKS. Peristiwa Rini pingsan adalah yang ketiga kalinya yang dilihat Indrajit. Ia tidak tahu, apa yang sedang terjadi pada siswa kelas satu yang diidolakan semua orang itu.

“Entuk salam seko cah kelas siji,” kata Yudhi lemu, teman satu kelas yang tinggal di Panjatan. Indrajit ingat, percakapan itu, terjadi tiba-tiba, karena selama ini tak pernah benar-benar dekat dengan Yudhi yang anak rumahan itu. Boro-boro ikut Osis, Yudhi memilih perih dipecat jadi pacarnya Darmi karena menolak masuk Osis.

“Sopo Yud?”

“Rini. Bocahe pinter nggitar soale adik kelasku nang SMP,” Indrajit tidak pernah tahu apa hubungannya Rini yang kirim salam dengan Rini yang pintar main gitar. Tapi itulah percakapaan yang menalikan Indrajit dengan Rini yang rupa-rupanya sudah sejak pertama masuk sekolah dikejar Tukijo. Seorang gadis melankoli yang orang menyebut potongan rambutnya mirip Nike Ardhila. Ya ampun. Indrajit menjerit dalam hati.

Persoalan dengan Indah Ratna belum selesai, kini harus berurusan dengan Rini yang melibatkan Tukijo, sahabat sekaligus Ketua Osis yang mudah patah isi hatinya. Indrajit seperti dipojokkan situasi sulit antara Indah yang selalu bungah atau Rini yang melankoli. (bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.