Punya Trah Dalang & Lulusan Habirandha, Ki Suminto Eksis di Jakarta

oleh -523 Dilihat
oleh

Seniman Wayang Kulon Progo yang ada di Jakarta, sepertinya memang memiliki potensi besar. Selain tanggapan yang rutin, meneruskan tradisi pedalangan bukan di pusat kebudayaan Jawa seperti Jogja dan Solo, tentulah memiliki tantangan yang tidak mudah.

Tapi bagi Ki Suminto, membangun eksistensi seni pedalangan di Jakarta, jauh lebih menarik di banding di Jogja.  Tantangannya jauh lebih berat dari di Jogja, apalagi penontonya juga jauh lebih majemuk.

Ki Suminto adalah dalang asli Kalibuko, Kalirejo, Kokap, Kulon Progo. Ia termasuk dalang sejati, karena dia adalah cucu dalang sepuh Ki Gondo Tonobakal dengan sendirinya memiliki trah dalang. Selain memilik darah dalang, Ki Suminto juga pernah lama nyantrik pada Ki Ngadi Bagong yang di Kulon Progo termasuk senior.

“Njih sepindah kulo putu mbah Gondo Tonobakal. Lanjeng rikolo tasih sinau wonten ISI kulo nyambi ten Habirandha. Riyin njih cok ngetutke lek Ngadi Bagong,” jelasnya sambil menengaskan bahwa mendalang sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak kanak-kanak.

Selain memiliki darah dalang, Ki Suminto juga mematangkan ilmu mewayangnya dari sekolah formal di Institus Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta. Lalu menyempurnakan ilmunya di Sekolah Pedalangan milik Keraton Jogjakarta, Habirandha.

Seperti diketahui, Habirandha adalah rujukan semua dalang yang ingin memiliki kemampuan mendalang. Nama-nama besar seperti Ki Timbul Hadiprayitno yang kondang sebagai dalang gagrak Jogjakarta, adalah lulusan Habiranda. Juga Ki Anom Suroto yang dalang Solo.

Sekolah Pedalangan milik Kasultanan Jogjakarta ini, berdiri sejak 27 Juli 1925. Pemrakarsanya adalah Ngarso Dalem Sri Hamengkubuwono VIII. Sebuah niat menancap erat seni pedalangan gaya Jogjakarta. Ditopang oleh dukungan Ngarso Dalem kaping Pitu, tokoh yang mewujudkan gagasan memiliki sekolah dalang ini adalah Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Djadipura.

Nama Habiradha sesungguhnya terangkai dari singkatan Hanggiarake Biworo Rancangan Dalang. Secara bebas, makna kalimat itu adalah menyebarluaskan informasi tentang cara mendalang dengan baik.

Kini, nyaris semua dalang muda yang eksis di panggung wayang kulit, pernah menimpa ilmu di Habiranda. Selain di sekolah-sekolah formal seperti SMKI atau ISI, Habiranda adalah sekolah non formal yang dianggap wajib untuk  semua calon dalang.

Dan, dari sana pula Ki Suminto menyempurnakan kemampuannya mendalang. Kini, di Jakarta, ia memiliki penggemar yang tidak sedikit. Jadwal manggungnya, juga mulai ramai. Tidak hanya di sekitaran DKI Jakarta tapi sudah mulai ke luar Jawa. (alimonsa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.