Permainan Tradisional Obah Owah dari Kulon Progo, tampil dalam Festifal Olahraga Tradisional ke XI yang berlangsungnya berlangsung meriah, di Provinsi Jambi, tadi malam, Sabtu, 7 Juli 2018.
Festifal Olahraga Tradisional dibuka Dr. Raden Isnanta, M.Pd, Deputi Pembudayaan Olahraga. Dalam pembukaannya, Raden Isnanta mengucapkan selamat bertanding dan berharap olahraga tradisional nantinya akan berkembang sesuai dengan cita-cita melestarikan budaya lokal.
Olahraga Obah Owah dari Kulon Progo, mewakili Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam ajang nasional yang diikuti oleh 23 provinsi dari seluruh Indonesia itu.”Ya ada 23 provinsi yang mendapat amanah, mengikuti festifal olahraga tradisional ini. Kebetulan Kabupaten Kulon Progo mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta,” jelas Ngatijo, salah satu personil permainan Obah Owah.
Dimulai pukul 20.00 WIB, upacara pembukaan festifal olahraga tradisional ke XI dipusatkan di Provinsi Jambi. Ngatijo secara khusus minta doa-restu kepada seluruh masyarakat DIY agar olahraga tradisional dari Kulon Progo bisa membawa prestasi.
Sementara itu, Joko Mursito yang memodifikasi permainan Obah Owah, merasa bahagia karena capaian yang diperoleh kontingen Kulon Progo. Permainan ini dari jaman dulu yang menggambarkan kehidupan anak-anak petani yang dengan gembira melakukan pekerjaan orangtuanya ikut menjaga padi yang hampir panen.
Anak-anaka yang bergembira itu sambil menjaga padi agar tidak diganggu burung-burung atau hama, menjadi inspirasi permainan ini. Dalam kehidupan nyata, anak-anak bermain dan bekerja dengan orang-orangan sawah yang diletakkan di tengah sawah dan diberi tali. Dari kejauhan bila ada hama atau burung yang mendekat orang-orangan tadi ditarik-tarik, sehingga menyerupai orang menghalau burung.
Joko Mursito, menggarap permainan Obah Owah, menjadi lebih menarik, terutama untuk event festifal olah raga tradisional di Jambi. Ia memastikan siapa yang menonton, akan teringat masa kecil. Sehingga permainan ini memiliki nilai nastaliga yang tinggi.(yad)