JAKARTA, KABARNO — Lebih dari 600 orang perantau Kulon Progo, pagi ini, berkumpul di Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Bersama tokoh-tokoh Perantau Kulon Progo, hari ini, Minggu, 25 Februari 2024, memang digelar senam angguk dan gelar campursari. Jadi, sudah sejak sangat pagi, Anjungan Jogjakarta TMII sudah dipenuhi para peserta senam.
Beberapa pejabat dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga rawuh. Termauk Ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati. Sementara PJ Bupati Kulon Progo diwakili oleh Kundha Kabudayan dan Kundha Pariwisata.
“Pemilihan senam angguk, sudah pasti bukan asal pilih. Sebab, dengan senam angguk, kita bisa sehat sekaligus menggelorakan tari angguk yang menjadi salah satu identitas budaya Kulon Progo. Kita juga mendatangkan dua instruktur senam angguk, langsung dari Kulon Progo,” jelas Ir.H. Sumarjono, MSc, Ketua Umum Badan Koordinasi Perantau Kulon Progo, dalam sambutannya.
Kegiatan hari ini, tambahnya juga bagian dari memperingati sejarah cikal-bakal berdirinya Kasultanan Yogyakarta. Karena di Februari, 269 tahun silam, atau tepatnya pada 13 Februari 1755, terjadi apa yang disebut Perjanjian Giyanti yang membagi Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
“Pagi ini, jika kita catat, merupakan kegiatan keempat yang digelar Bakor PKP dalam skala besar. Dua kali di Kulon Progo dan dua kali di Anjungan Jogja ini. Selalu meriah karena dukungan semua pihak,” ungkapnya.
Menurut Sumarjono, agenda kegiatan Bakor PKP yang digelar di Anjungan Jogja, selalu mendapatkan dukungan dari Badan Penghubung Daerah (Banhubda) DIY, sehingga selalu digelar meriah.
“Kedepan, sejumlah agenda besar, juga sudah kita siapkan. Termasuk yang mendapatkan dukungan penuh dari Banhubda DIY. Mudah-mudahan kita selalu diberi kesehatan sehingga bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi kita semua,” kata Sumarjono yang alumni SMA Negeri 1 Wates Kulon Progo.
Pada gelaran senam agguk pagi ini, masih menurut Ketua Umum Bakor PKP, dihadiri lebih dari 600 orang. Itu pun masih banyak yang berharap bisa ikut hadir. Selain para perantau dan tokoh-tokoh perantau Kulon Progo, senam juga dihadiri empat organisasi perantau di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ada Paguyuban Warga Yogyakarta (Pawarta), Warga Kabupaten Bantul (Warkaban), Warga Bantul Manunggal (WBM), Sleman Manunggal Semada (SMS), Ikatan Keluarga Gunung Kidul (IKG), Praja Jogja, serta paguyuban perantau dari beberapa daerah lainnya di Jawa Tengah.(hir)