Secara batiniah sebagai wong nJombokarto harus paham filosofi. Yang disyaratkan oleh nenek moyang leluhur secara turun-temurun. Kalau di Kraton Yogyakarta ada filosofi sumbu Imajiner antara Gunung Merapi, Tugu Golong Gilig, Kerator Jogja , Panggung Krapyak dan Segoro kidul, maka di nJombokarto ada filosofi yang menjadi dasar laku batin warga masyarakatnya.
Tiga filosofi batin itu adalah Pasar Jombokan, Masjid Al Istiqomah, dan Makam Mbanaran. Mengapa ini menjadi dasar filosofi, karena sebagai warga masyarakat yang diciptakan oleh Tuhan Yang maha Esa perlu juga mengadopsi filosofi Pasar. Filosofi ini mengandung makna semua akan diperoleh dengan proses jual beli, transaksi untung rugi, tidak ada hubungan kawan, sanak saudara, ayah ibu, yang ada hanya memenuhi kebutuhan hidup diukur dengan uang dan barang yang akan diperoleh.
Namun Filosofi Pasar tidaklah menjadi utama. Sebagai warga Jombokarto harus memahami filosofi Masjid Al Istiqomah Jombokan. Filosofi ini melambangkan hubungan antara makhluk dan Gusti Allah. Dalam hubungan ini dilakukan dengan cara peribadatan, tidak lagi memperhitungkan untung rugi seperti di pasar, melainkan sudah menggunakan filosofi amal Ibadah dan menggunakan Keimanan dalam hati, dalam melakukan kegiatannya. Dari masjid ini kita bisa memperoleh Ilmu Agama Islam, syariat agama, bisa shalat berjamaah, bisa berhifaq dan shodaqoh, dan bisa berqurban pada waktu hari raya idul Qurban. Dengan filosofi beramal dan berinfaq ini dengan keyakinan hati akan dilipatgandakan sampai-sampai nilai yang tak terhingga lagi dan yang tahu hanyalah Tuhan Yang Maha Indonesia.
Landasan filosofi ketiga adalah adanya Makam mBanaran. Makam ini mengingatan apapun yang kita lakukan baik di pasar maupun di tempat ibadah, pada akhirnya semua akan kembali kepada alam kubur. Jasad kita setelah mati akan di makamkan di tempat ini.
Dan sepeti, pada akhirnya semua akan kembali kepada alam kubur. Jasad kita setelah mati akan di makamkan di tempat ini. Dan sepeti yang disampaikan oleh para Ustadz masjid bahwa ketika sudah berada di alam khubur maka tidak ada yang bisa menemani disini, yang ada hanya amal perbuatan dan do’a anak sholeh.
Apa yang kita usahakan di dunia seperti rumah, harta benda, anak istri akan kita tinggalkan. Apa yang kita usahakan di dunia seperti rumah, harta benda, anak istri hanya mengantar sampai ke kubur, setelah itu pulang kembali, dam melupakan yang telah mati. Selanjutnya kita sendiri yang akan mempertanggungjawabkan sendiri dihadapkan Yang Maha Kuasa. (stmj)