Empat hari menuju tanggal 16 Oktober 2021, persiapan gelaran campursari dan wayangan HUT Kulon Progo, sudah selesai.
Poro perantau yang tergabung dalam Forum Diskusi Sahabat Ngopi Klulon Progo (SNKP) serta komunitas Kulon Progo di Jabodetabek (KPDJ) sudah bersiap merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kulon Progo ke-70. Tempatnya di Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Sselain mendapat dukungan dari banyak pihak, para sponsor juga ikut nyengkuyung. Salah satunya perusahaan besar sekelas Garudafood. Produsen aneka makanan ini, memberikan support besar untuk panitia.
“Alhamdulillah, dukungan dari Garudafood sangat berarti untuk kesuksesan acara ini. Kami mewakili semua yang terlibat pergelaran Campursari dan Wayangan ini, mengucapkan terimakasih,” kata Sutomo, Ketua Panitia pergelaran budaya kali ini.
Selain banyak dukungan, antusiasme perantau Kulon Prpgo untuk mengikuti acara ini juga besar. Tapi yang bisa datang sangat terbatas, karena masih dalam suasana pandemi Covid 19.
Panitia, sudah menyiapkan standar protokol Kesehatan, yang akan diterapkan secara ketat. Undangan yang tidak banyak, harus sudah divaksin. Setelah masuk pelataran pendopo Anjungan DIY, dicek suhu tubuhnya, kemudian diarahkana untuk cuci tangan.
“Yang tidak pakai masker, langsung kita minta memakainya. Kalau tidak bawa msker, kita berikan masker. Tidak boleh dibuka selama mengikuti acara. Kemudian, bangku undangan sudah dibuat berjarak dengan handsanitizer ada di setiap meja dan di setiap sudut,” kata Sutomo, Ketua Panitia HUT Perantau Kulon Progo.
Mastomo juga meminta kepada warga Kulon Progo yang ingin mengikuti acara ini, untuk tidak datang ke TMII, karena pasti tidak boleh masuk. Oleh karena ketatnya kesigapan panitia, perayaan HUT Kulon Progo yang berisi Campursari dan Wayangan ini, disiarkan secaa langsung lewat beberapa channel youtube.
Salah satu channel yang menyiarkan adalah milik Badan Penghubung Daerah Provinsi DIY. Kemudian ada Kabarno, Sang Wayang, dan My Kulon Progo.
“Nonton lewat medsos juga bisa, karena pergelaran ini, kita siarkan juga di beberapa media sosial,” tambah Heri Rudi Atmoko, Wakil Ketua Panitia yang pamahm dunia digital.
Dalam soal teknis pelaksanaan acara, terutama soal aturan protokol Kesehatan, semua sudah siap. Tim penegak prokes juga sudah dibentuk dengan tugas mengingatkan para tamu untuk tetap ta’at prokes.
Dan, yang terlihat menarik adalah surjan para panitia. Warnanya ijo royo-royo. Warna itu dipilih Mbah Yatno Alimonsa secara khusus. Batiknya, batik tulis dari Sembung, Kulon Progo.
“Semua panitia memakai seragam batik Sembung, ada motif gebleg renteng. Untuk panitia pria beberapa dibuat surjan, tapi ada yang dibuat baju lengan panjang. Panitia putri juga,” turur Mbahyatno yang sibuk ngetan-ngulong, Jakarta-Kulon Progo, untuk memastikan pembuatan seragam selesai tepat waktu.
Semengat perantau Kulon Progo mengikuti acara ini cukup besar. Tapi panitia memang tidak bisa mengundang semuanya, sehigga hanya dipilih perwakilannya saja. Ada perwakilan Banten dan sekitarnya, Bandung dan sekitarnya, serta beberapa yang langsung datang dari Kulon Progo.
Digagas oleh Forum Diskusi Sahabat Ngopi Kulon Progo (SNKP) dan Kulon Progo di Jabodetabek (KPDJ), Campursari dan wayangan ini, didukung oleh Badan Penghubung Daerah DIY dengan skema pembiayaan Dana Keistimewaan.
Dan, setelah pertunjukan Campursari dari jam 09.00 hingga 12.00 selesai, Ki Imam Kuncoro, dalang muda dari Depok, juga sudah siap mbabar lakon Ontoseno Ngraman. Meski masih muda, seniman yang dikenal dengan sebutan Dalang PP ini, kaya pengalaman dan prestasi, jadi tidak akan rugi nonton di rumah sambil leyeh-leyeh.
Dengan berseloroh sambil membuat pantun Masnur Samsir mengatakan, Surjan ijo jarike ireng, HUT Kulon Progo mesti gayeng.(hir)