Kulon Progo, KABARNO : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi, hujan deras disertai angin kencang, banjir, dan tanah longsor yang masih mungkin terjadi saat sekarang ini.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Heri Darmawan mengatakan peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini untuk meminimalisir dampak resiko bencana seiring prediksi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi beberapa waktu ke depan.
“Kami mengimbau masyarakat terus memantau situasi perkembangan update situasi peringatan dini cuaca terkini yang dikeluarkan BMKG sebagai bentuk upaya meningkatkan kewaspadaan bila terjadi cuaca ekstrem hujan lebat disertai angin kencang, terutama untuk masyarakat di wilayah perbukitan menoreh yang selama ini rawan tanah longsor dan masyarakat yang ada di daerah pinggiran aliran sungai yang rawan banjir,” terang Heri Darmawan usai mengikuti upacara Hari Kebangkitan Nasional di halaman pemkab Kulon Progo, Selasa (20/5/2025).
Heri Darmawan menjelaskan khusus di bulan Mei saja sampai dengan tanggal 20 Mei, di Kulon Progo sudah ada 18 titik kejadian bencana akibat cuaca ekstrem hujan deras disertai angin kencang.
“Sebagian besar tanah longsor. Cuaca ekstrem juga mengakibatkan pohon tumbang,” kata Heri Darmawan
Hingga saat ini, menurut Heri, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga masih memberlakukan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi. Status tanggap darurat ini sudah berlangsung sejak Oktober 2024 lalu kemudian terus diperpanjang hingga saat ini.
“Bulan Mei ini pemkab Kulon Progo Pak Bupati masih menetapkan SK Tanggap Darurat. Karena pertimbangan memang masih banyak kejadian. Dari Januari sampai dengan saat ini ada 290 titik kejadian bencana hidrometeorologi. Kemudian penanganan paska dampak kejadian bulan lalu sampai saat ini masih ada yang belum selesai. salahsatunya itu talud perumahan yang ada di wilayah Kapanewon Pengasih,” imbuhnya.
Disisi lain menurut Heri Darmawan sejauh ini stok logistik penanganan juga dalam kondisi aman.
“Logistik aman. Baik yang ada di kami maupun dinsos, kemudian di kantong pos tagana mencukupi,” katanya.
Dari sisi personel juga sangat memadai karena selain TRC, Damkar, Tagana BPBD Kulon Progo juga berkolaborasi dengan seluruh relawan di Kulon Progo ada 18 kelompok dan juga yang tidak kalah penting peran dari desa tangguh siaga bencana (destana) .
“Peran penting dari destana ya dan sekarang sudah 82 kalurahan/ desa yang sudah tangguh siaga bencana, tinggal 6 kalurahan yang belum. Kita targetkan selesai tahun ini semua kalurahan/kelurahan di Kulon Progo mempunyai kekuatan, kemampuan, komitmen keselamatan mitigasi bencana,” tandasnya. (wur)