Kemarin, waktu gue nulis di twitter soal ini, banyak banget yang usil. Padahal apa sih yang gue maksud? Orang cuma tulisan gini; H-1 pembagian raport, H-1 pemutaran perdana film karya novelis kegemaran gue.
Tapi ya itu tadi. Yang pada baca ngerasa ada sesuatu yang lain. Nah, yang paling seram adalah komentar bokap gue.Seperti biasa, si ganteng berambut Ahmad Dhani itu, langsung mengeluarkan jurus andalan; petuah yang tak bisa dibantah.
“Kenapa bisa turun peringkat? Berarti kebalap 4 orang temen kan tuh? Coba dievaluasi apakah kamu kehabisan waktu untuk les?” Tuh kan, tahu sendiri kan kalau mister bokap udah bicara. Gayanya udah persis seperti dia di tempat kerjaannya. Ampun dah…
“Iya bos.” Gue berusaha meredakan ketegangan dengan becanda.
“Tapi kan nilai rata-ratanya naik,” gue mencoba menawar. Tapi gue juga tahu, kalau sudah begitu, akan semakin banyak peluru yang menyerang kayak hujan di hari Minggu yang pasti bikin bete.
Nah yang semakin nyebelin, kalau bokap udah menggugat-gugat soal kesenengan gue. Katanya nih, dia mengancam stop subsidi untuk beli novel. Dia juga mulai mengintimidasi karena di twitter gue nulis soal pemutaran film yang diangkat dari novel favorit gue.
Gawat dah, kalau sudah begini. Gak lagi-lagi nulis yang sensitif di twitter. Makanya, sejak itu gue putusin puasa dulu main twitter sampai ada gencatan senjata.(*)