Caleg Perempuan Digembleng di Sekolah Demokrasi

oleh -4 Dilihat
oleh

Ini adalah Sekolah  Demokrasi Insan Cita. Sebuah  program pendidikan dan pelatihan yang memusatkan perhatian pada peningkatan kualitas kepemimpinan perempuan, khususnya alumni Corp HMI Wati. Tujuannya, tentu, agar bertanggung jawab terhadap  masa depan bangsa dan negara Indonesia.

“Kami percayakan Sekolah Demokrasi Insan Cita dikelola  Inna Mukoddas,  karena kami  berkomitmen serta konsisten menjadikan forhati sebagai organisasi perkaderan yang mengemban misi Insan Cita HMI,” kata Koordinator Majelis Nasional Forhati, Hanifah Husein, kemarin.

Lewat program ini, Sekolah Demokrasi Insan Cita  ingin  menjadi insan akademis, pencipta, pengabdi  bernafaskan Islam yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur. “Insan Cita ingin menjadi Insan berkualitas,  intelektual, kreatif dan inovatif, kompetensi, profesional, Islami dan bertanggung jawab di seluruh lapangan kehidupan, baik dunia politik, ekonomi, sosial, birokrasi dan  bisnis,” tutur Hanifah.

Forhati, tambah Hanifah, memulai langkah pertama melakukan program Sekolah Demokrasi untuk  calon anggota legislatif.  Program ini  memfasilitasi dan mengkatalisasi  anggota Forhati  yang akan berkontestasi di ajang pemilihan anggota legislatif.  “Jadi, tidak sekadar memenangkan kontestasi dan memenuhi kuota perempuan di lembaga legislatif dan partai politik,” ungkapnya.

Sekolah juga menyiapkan perempuan negarawan serta anggota legislatif yang mampu memainkan peran strategis dan memperjuangkan hak rakyat untuk mencapai masyarakat adil dan makmur

.Forhati  menyelenggarakan program  dengan visi  menempatkan posisi kaum perempuan sebagai subjek dalam keseluruhan proses penyelenggaraan negara dan pemerintahan. “Sekurang-kurangnya 1 dasawarsa ke depan, anggota Forhati yang berkiprah di DPRD kabupaten,  Kota, DPD Provinsi, DPR RI  dan DPD RI  mampu memainkan fungsi legislasi budgeting dan kontrol yang berdampak langsung terhadap peningkatan kedaulatan dan kemakmuran rakyat,” katanya.

Cara ini, masih menurut Hanifah, alumni HMI Wati dapat memposisikan diri secara jelas di tengah dinamika perubahan zaman,  menjadi bagian utama penggerak transformasi demokrasi. Sehingga dunia politik praktis  tidak lagi terjebak oleh pragmatisme apalagi terperosok ke dalam politik transaksional.

“Bila itu yang terjadi mengakibatkan semakin jauh jarak rakyat dengan cita-cita kemerdekaan, semakin jauh jarak umat dengan tujuan hidup bahagia di dunia, bahagia di akhirat dan terbebas dari malapetaka,” kata Hanifah.

Selanjutnya, sebagai langkah awal,  program tersebut   belum sempurna, akan tetapi  lebih baik memulai langkah dengan program nyata daripada sibuk membicarakannya.”Kami yakin,  program ini dapat disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman yang  terus bergerak dinamis. Langkah  awal ini untuk menyambung garis panjang perjuangan kaum perempuan Indonesia di masa lalu, hari ini dan masa depan,” katanya.

Hanifah menambahkan, tantangan  yang mereka hadapi selalu ada dan  harus dihadapi, cobaan selalu ada, namun meski diubah  menjadi peluang. “Bila dalam penyelenggaraan   banyak kekurangan dan kelemahan,  karena saya belum sempurna  memimpin dan membimbing seluruh anggota presidium dan pengurus majelis national Forhati,” paparnya.

Sementara itu, Presidium KAHMI Nasional,  Viva Yoga Mauladi mengatakan, pengawalan terhadap kader HMI Wati  tidak berhenti sampai di sini,  tetapi terhadap calon-calon  dari HMI  berbagai macam Partai Politik. “Saya sangat senang dan mengapresiasi  kegiatan  Forhati, karena ini  merupakan rangkaian cerdas   memberikan  pembekalan terhadap caleg dari Forhati seluruh partai politik,”  tandasnya.

Dirinya  sudah membantu  teman-teman Forhati untuk pertanian  seperti  pompa air,  penyediaan pupuk, benih, program peternakan. Untuk kehutananan ada kebun bibit rakyat ada peternakan, perikanan dan kelautan, bantuan kapal kepada nelayan kecil 3 sampai 5 JT,   bantuan jaring serta  bantuan benih ikan,” paparnya. (mid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.