Buku Menoreh Kiprah, sebagai Kado HUT Kulon Progo

oleh -118 Dilihat
oleh

Dan, akhirnya, buku berjudul Menoreh Kiprah, Mencatat Jejak Pencapaian Tokoh Kulon Progo, diluncurkan. Bertempat di Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Taman Mini Indonesia Indah (TMII), peluncuran digelar pada Sabtu, 16 Oktober 2021, dalam puncak perayaan HUT Kulon Progo ke-70.

Peluncuran ditandai dengan penyerahan buku oleh Irwan sebagai penulis dan penggagas buku ini, kepada Bupati Kulon Progo, H Sutedjo, dan Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo, Akhid Nuryati. Juga, kepada lima tokoh Kulon Progo yang hadir dalam perayaan HUT Kulon Progo yang digelar oleh Sahabat Ngopi Kulon Progo (SNKP) dan Kulon Progo di Jabodetabek (KPDJ).

Buku yang diterbitkan oleh Yayasan Uulin Nuhaa, yang merupakan penerbit Kabarno.com itu, berisi 25 tokoh Kulon Progo yang memiliki catatan pencapaian menarik, terutama sebagai teladan bagi generas baru Kulon Progo.

Lima tokoh Kulon Progo yang hadir pada peluncuran buku ini adalah, Marsekal TNI (purn Imam Sufa’at, Brigjen Pol (purn) Wakin Mardiwiyono MSi Ir. Sumarjono MSC, Ir. Bambang R Hadhy MM, serta Dra Wardjinem.

“Buku ini, bisa saya sebut sebagai kado ulangtahun dari Kabarno.com untuk ulangtahun Kabupaten Kulon Progo. Ini merupakan seri pertama atau jilid pertama dari jilid berikutnya. Semula saya sudah menulis 30 tokoh Kulon Progo, semua tulisan sudah rapi ditata oleh bagian pracetak.  Tapi ternyata halamannya, menjadi sangat banyak, mendekati 300 halaman. Jadi saya turunkan lima tokoh, untuk dimuat pada buku kedua,” kata Irwan saat memberikan kata pengantar pada peluncuran buku yang dihadiri masyarakat Kulon Progo di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten.

Menurut Irwan, buku ini memang harus diterbitkan, karena akan menjadi catatan penting sekaligus dokumentasi kesuksesan tokoh Kulon Progo di tingkat yang tidak sekadar lokal, tapi nasional dan Internasional.

“Pada buku Menoreh Kiprah, ada tokoh yang karir internasionalnya bagus yaitu Pak Sudaryomo Hartosudarmo. Sosoknya sangat spesial, karena merupakan orang kedua dari Kulon Progo yang pernah menjadi duta besar. Beliau adalah mantan Duta Besar RI untuk Brazil,” tambahnya.

Selain Pak Daryomo ada pula Marsekal TNI (purn) Imam Sufa’at yang karir militernya juga bagus, hingga menduduki posisi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU). Pak Wakin, Pak Jono, Pak Bambang, Bu Warjinem, serta 20 tokoh lain, juga memiliki perjalanan pencapaian yang pantas dicatat.

Salah satu yang berasal dari masa lampau, adalah Suradal Abdulmanan. Ini tokoh besar di dunia sastra Indonesia, karena merupakan bagian dari legenda Penyair Angkatan 45. Lahir di Kulur, Mahatmanto menjadi seniman yang sangat unik.

“Saya pernah bertemu kira-kira menjelang tahun 2000an. Saat itu masih menjadi wartawan di koran nasional yang tua. Berbincang dengan Pak Suradal yang waktu itu, tinggal di Kulur,” kata Irwan tentang Suradal Abdul Manan Mahatmanto yang gemar berpindah-pindah tempat tinggal.

Di dalam buku setebal 210 halaman itu, Irwan juga berkisah tentang perjalanan buku yang selalu tertunda oleh banyak hal.  Termasuk wafatnya H Dwidjo Utomo, salah seorang penggagas buku. Dwidjo merupakan wartawan senior yang merupakan lulusan sekolah jurnalistik di Semarang.

Tentang pemilihan judul Menoreh Kiprah, juga menarik dicermati, karena Menoreh memang identic dengan Kulon Progo. Barisan perbukitan di utara kabupaten, yang saat ini menjadi primadona wisata Kulon Progo.

“Tapi kata Menoreh bukan semata diambil dari nama pengunungan Menoreh yang legendaris itu. Tapi makna menorah adalah menuliskan atau menorehkan. Jadi ini kisah para tokoh menorehkan kiprahnya di bidang masing-masing. Ada yang pejabat, jenderal, professor, akademisi, pengusaha, dan seniman,” jelas Irwan yang lahir di selatan perbukitan Menoreh.(sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.