BLEDEG KIDUL & TUNDAN Kode Alam dalam balutan tradisi yang sakral

oleh -131 Dilihat
oleh

Kelebihan kemampuan orang Jawa banyak yang mengatakan satu di antaranya adalah kemampuannya dalam hal “titen”. Titen dimaksudkan adalah sebuah kemampuan me mbaca tanda tanda alam yang terjadi pada tubuh atau kejadian alam di sekitarnya dan dikaitkan dengan kejadian yang akan dialami atau akan terjadi.

Baru baru ini disejumlah lokasi di Pulau Jawa, tidak terkecuali juga di Jawa Tengah mengalami bencana banjir. Bahkan di wilayah Kabupaten Kebumen dan Cilacap ternasuk yang mengalami bencana banjir cukup parah.

Wilayah Jawa Tengah bagian selatan yang biasa disebut wilayah Urut Sewu termasuk wilayah dataran rendah dan sebagian dataran tinggi kapur di Wilayah Kebumen sebelah barat. Kondisi ini menjadikan wilayah ini rawan dengan genangan dan banjir, selain juga banyaknya aliran sungai yang menuju ke laut dari wilayah pegunungan di sebagian Jawa Tengah bagian tengah.

Penduduk di wilayah Urut Sewu sebagian didominasi oleh para petani dan sebagian pelaut, namun walau Petani dan Pelaut mereka seakan terbekali dengan kemampuan ilmu titen yang diwariskan secara turun temurun. Ilmu titen itu telah menjadi adat budaya yang sakral hingga memiliki nilai keluhuran dan sikap kebersamaan yang terpatri erat sebagai sikap gotong royong yang kuat diantara mereka.

Bila Anda tinggal di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan / Urut Sewu dari Jogja hingga Cilacap atau memiliki leluhur yang tinggal disitu dipastikan akan sangat paham dengan istilah “Bledeg Kidul dan Tundan”. Bledeg adalah suara yang ditimbulkan karena terjadinya petir dan kidul adalah wilayah yang di padankan dengan laut selatan Samudra Hindia.

Sementara yang dimaksudkan Tundan adalah semacama gelombang angin besar yang datang dengan serta merta dan berjalan dengan cepat searah dengan bibir pantai dari timur kebarat atau sebaliknya.

Bagi masyarakat di wilayah ini, kedua peristiwa alam ini menjadikan tanda atau kode akan terjadinya sesuatu yang luar biasa.Dan hal yang paling dititeni ketika terjadi Bledeg Kidul maka akan terjadi hujan deras berkepanjangan hingga mengakibatkan banjir. Sementara bila terjadi Tundan akan terjadi adanya wabah penyakit di masyarakat.

Dua peristiwa yang disebutkan di atas ( petir dan badai ) walau secara ilmu alam dapat diterima sebagai kejadian alam yang biasa terjadi, namun di wilayah ini menjadi hal yang istimewa karena kejadian ini terbalutkan dengan hal sakral yang dipercaya oleh masyarakat bukan kejadian alam biasa namun berkaitan dengan alam supranatural.

Sebagai hal yang berkaitan dengan alam supranatural maka kedua kejadian alam yang dimaksudkan secara titen menjadi petunjuk bagi masyarakat akan datangnya bencana dan untuk mengantisipasinya maka mereka saling bahu membahu bergotong royong bersama menanggulanginya.

Pada saat terjadi Bledeg Kidul orang-orang saling mengingatkan untuk selalu waspada, tidak tidur di waktu sore, melakukan ronda, menyelamatkan hewan ternak dan kegiatan pencegahan lainnya.

Sementara pada saat tetjadi Tundan, masyarakat akan bersiaga dengan membunyikan kentongan dan alat lain untuk menimbulkan suara sehingga terjadi suara yang riuh dan ini diyakini bisa mengusir wabah yang akan terjadi dengan terbawa jauh oleh angin badai yang lewat.

Penulis menilai ini adalah kearifan lokal dari masyarakat yang sangat luar biasa. Walau pada saat sekarang sudah sedikit mengalami kekurangan kepercayaan akan hal seperti ini, namun ada sisi positif yang masih dapat terus dijaga dan dihidupkan. Sikap waspada, kerjajasama dan gotong royong, ronda atau berjaga malam, saling mengingatkan dan membantu semua adalah sikap mulia dan luhur yang patut dipertahankan.

Menghidupkan kembali alat tradisi jaga baya bagi masyarakat juga hal yang sangat bagus seperti adanya gardu jaga, kentongan, lampu obot, perahu kecil dari kayu, getekan bambu, dan lainya sebagai upaya pencegahan dan penanganan pertolongan pada saat bencana.

Hal yang tidak kalah menarik dan penting adalah dihidupkannya kembali lumbung desa, suatu tempat yang dibuat mirip rumah panggung yang digunakan untuk menyimpan padi hingga bila terjadi bencana masyarakat padinya terselamatkan dan tidak akan kekurangan stok makanan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.