Mengonsumsi Growol secara alamiah mengurangi karbohidrat, menghindarkan masyarakat dari timbulnya penyakit degeneratif. Penyakit yang muncul akibat pola makan yang tidak sehat, seperti hipertensi dan hiper kolestrol yang menyebabkan berbagai penyakit pembuluh darah.
Growol sesungguhnya merupakan upaya masyarakat mengurangi ketergantungan terhadap makanan dari beras. Mengurangi ketergantungan terhadap bahan makanan dari luar negeri karena kekurangan pasokan di dalam negeri akibat gagal panen yang disebabkan faktor cuaca ataupun hama.
Variasi makanan non beras sangat banyak, bahan dasarnya dapat diperoleh dari lingkungan sendiri. Deversifikasi makanan memberikan kemudahan bagi masyarakat. Ketela yang dapat dibuat beraneka ragam makanan selain Growol dapat juga menjadi Gethuk yang dibeberapa daerah menjadi makanan khas seperti Gethuk Sokaraja, Gethuk Magelang, Blanggreng di Solo dan sekitarnya.
Sedangkan makanan yang terbuat dari bahan lokal dapat diambil dari kebun halaman rumah seperti ganyong, garut, gembili, gadung, ubi jalar, kluwih, sukun dan sejenisnya. Beberapa jenis makanan dapat menggantikan karbohidrat beras, sukun yang tergolong tumbuhan tanaman keras dengan buah semusim dapat menjadi cadangan makanan di masyarakat.
Pohonya besar dan tumbuh di semua tempat baik di dataran rendah, maupun dataran tinggi. Karbohidrat yang terkandungnya mendekati beras sehingga dapat menjadi alternatif makanan pengganti. Tepung sukun dapat menjadi berbagai makanan olahan yang lezat, seperti mie dan roti.
Awalnya masyarakat menganggap makan Growol sebagai simbul kemiskinan, masyarakat kesulitan mendapatkan beras sehingga tidak mampu mengonsumsi nasi setiap hari. Selain sebagai makanan pengganti Growol juga menjadi katup pengaman ketika kesulitan mendapatkan beras.
Musim paceklik, ketika panen mengalami kegagalan sehingga bahan makanan sulit didapatkan, kalaupun ada harganya mahal sehingga hanya sebagian masyarakat yang mampu membeli. Selain paceklik, musim rendeng, penghujan yang mengakibatkan banjir di mana-mana sehingga pasar juga tidak banyak aktivitas karena pasokan barang dari produsen terhambat.
Paceklik berkepanjangan bagi sebagian masyarakat miskin. Sepanjang masa mengalami kesulitan mendapatkan beras dan kebutuhan pokok karena harganya yang mahal. Satu-satunya pengganti kebutuhan pokok, growol yang mampu menyelamatkan mereka dari kekurangan bahan makanan.
Growol menjadi satu dari sekian banyak solusi untuk mengatasi masalah sementara, memenuhi kebutuhan dasar akan karbohidrat dengan mengonsumsi makanan lokal yakni growol. Meskipun banyak jenis makanan pengganti nasi, namun growol tetap menjadi makanan favorit di masyarakat Kulon Progo.
Harganya murah meriah, tahan lama laper dan mudah mendapatkannya. Menu makanan khas masyarakat ini juga mudah mencarikan tambahan lauk sehingga memberi semangat dalam mengonsumsinya. Growol cocok dikonsumsi dengan gereh, ikan asin yang dijadikan peyek.
Dapat dikonsumsi dengan sambel kethak, sambel jenggot dan sambel pecel. Mengonsumsi growol bersama sayur juga cocok saja sehingga memudahkan dalam menyajikan. (bersambung)