ACI-19: Bertemu Indah yang Blewah-blewah

oleh -157 Dilihat
oleh

Indrajit gagal mengejar Tukijo yang seperti setan, menghilang dalam sekelebetan. Ia tidak tahu harus mencari ke mana. Dalam batin, Indrajit mengumpat sahabat yang sekaligus Ketua Osis paling melankolis itu. Mudah sekali dibuat kalang kabut oleh kedatangan Rini yang tiba-tiba. Padahal sudah sering, ia memberi wejangan, nasihat, dan ular-ular tentang menjaga wibawa, tentang memagari harga diri.

Melangkah lemah, Indrajit melewati kelas demi kelas seperti menyusuri labirin sunyi. Kaki di bawa  ke utara, yang berarti arahnya ke pojokan sekolah. Begitu saja Indrajit berjalan ke kantinnya Mbokde yang menjadi tempat persembunyian paling menyenangkan bagi meraka yang malas mengikuti pelajaran.

Mbokde adalah saudara jauh kepala sekolah yang juga ketua yayasan, jadi kantinnya adalah kawasan steril bagi para guru yang senang iseng mencari-cari kesalahan muridnya. Nyaris tidak pernah ada guru yang berani mengintervensi kantin ini, meski mereka tahu belaka, inilah tempat pelarian para buronan kelas.

Indrajit tahu, selalu ada siswa yang memilih kantin ini, di banding mengikuti pelajaran yang tak disenangi. Mereka seolah mendapatkan suaka politik dari Mbokde sehingga tak ada yang berani mengusik apalagi mengusirnya.

Selain menjadi jujugan para buronan kelas, ada aturan tak tertulis di kantin Mbokde. Entah siapa yang membuat aturan itu, tapi semua siswa di sekolah itu paham, hanya boleh ada satu orang yang bersembunyi di sana. Siapa yang duluan ada di sana, dialah yang memiliki hak mutlak atas suaka Mbokde.

“De, perso Tukijo mboten?” Indrajit langsung menuju pos tempat Mbokde biasa ngaso jika kantin sedang sepi. Sebuah sudut yang diberi jendela ke arah luar sekolah. Bukan jendela sebenarnya, tapi pintu dengan dua bukaan, atas dan bawah. Jika tidak dipegunakan, separo pintu bisa ditutup dengan hanya menyisakan bagian atas yang terbuka. Dan, inilah pintu rahasia bagi anak-anak nakal yang telat masuk sekolah.

“Mboten mriki je,” kata Mbokde yang langsung memberi kode dongakan dagu ke arah seseorang di sudut yang lain.

“Ngapain nyari yang tidak ada. Mengko mulih sekolah ojo lali yo, awas nek ngapusi,” Indah Ratna mengancam dengan gaya yang membuat semua laki-laki akan jatuh hati. Ancaman lewo-lewo, manja, menggoda.(bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.